Langsung ke konten utama

Instagram Influencer, build your own awareness

Anouk Robert, Dosen Tamu di Kelas Internalisation of Business

catatan student exchange in OPI guest lecturer

Postingan kali ini terinspirasi dari perkuliahan yang saya ikuti hari ini. Tidak terasa, perkuliahan di hari sabtu pagi dan yang biasanya menguras tenaga justru sangat cepat dan terasa kurang. Entah gaya mengajarnya yang ringan atau materi yang disampaikan begitu mudah dipahami sehingga membuatku begitu menikmatinya.

Silahkan anda bayangkan, bagaimana seorang alumni kembali ke universitas yang telah membesarkannya dan mengajar di kelas yang sama yang 10 tahun lalu pernah dikutinya. Flashback dengan segala memory yang indah maupun pahit dalam prosesnya. Beliau mengajar penuh dengan semangat dan passion (bisa dikatakan begitu, bahkan beberapa kali beliau memberi kita "hentakan" untuk lebih bersemangat dan partisipatif). Beliau ini kesehariannya bekerja di salah satu Beauty Professional Product terbesar nomer 3 di dunia, Coty. Saat ini difokuskan di divisi OPI sebagai salah satu senior marketing manajer. Bekerja 5 hari kerja untuk kemudian meluangkan 1 hari liburnya untuk mengajar di kelas kami. Berangkat dari Geneva kurang lebih 2 jam perjalanan menggunakan Swiss train dan masih begitu fresh untuk mengajar jam 8 pagi. Amazing! She is really something!

Sebetulnya ada banyak pembahasan yang disampakain oleh beliau dalam sesi kali ini. Tapi ada satu hal menarik yang menggelitik. Ketika pembahasan mengenai brand awareness, penggunaan platform media sosial yang saat ini sedang menggila, yakni Instagram menjadi salah satu kunci brand awareness bagi OPI. Bagaimana caranya? Sederhana, mereka menyebutnya: 10 UGC posts for every post. Apakah itu? Sepuluh User Generated Content Posts untuk setiap postingan adalah langkah yang dilakukan OPI untuk me-repost satu postingan sejumlah 10 repost yang dilakukan oleh akun-akun yang dipilih oleh OPI team. Akun-akun tersebut akan memposting postingan yang sama beberapa kali atau secara rutin, demi membangun brand awareness produk OPI. Sadar atau tidak, kita mungkin acapkali terpengaruh dengan apa yang divisualisasikan didepan mata kita secara berulangkali. Hal ini juga yang dilakukan oleh produk tersebut. 

Brand awareness itu bisa kita analogikan ke berbagai hal, mulai dari aspek ekonomi, politik, sosial, agama dan segala aspek. Untuk aspek ekonomi misalnya, kita tidak akan pernah lupa bagaimana happeningnya Go-Jek, start up atau UKM yang asli buatan anak bangsa. Ini menjadi brand awareness terhadap produk-produk UKM lainnya untuk melejit. Memasuki perhelatan politik Indonesia, brand awareness tengah digaungkan di mana-mana untuk kedua kubu paslon. Entah bombardir image yang baik ataupun mengubur prestasi lawan dengan hoax-hoax yang santer.

Perlu saya garis bawahi, segala sesuatu memiliki dua sisi yang sama. Sisi positif dan negatif, seberapa kuatnya ditutup-tutupi, keburukan akan nampak jua, begitu juga dengan kebaikan.

Bijaklah memfilter segala informasi, berita, ataupun campaign dalam bentuk apapun. Karena pilihan akan kembali ke diri Anda!

Pilih produk kecantikan, pilih pasangan hidup, pilih presiden, ataupun pilih follow blog ini :D
Semoga bermanfaat!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengalaman Membuat Visa Schengen (Swiss)

Drama Panjang Pengajuan Visa T.T Assalamu'alaykum Sholihat... Alhamdulillah setelah beberapa kegalauan dalam proses panjang pembuatan visa. The Embassy of Switzerland mengeluarkan Visa untuk saya. Nah, sebenarnya kenapa prosesnya panjang?  Jadi ceritanya saat saya akan mengajukan permohonan visa, saya merencanakannya di bulan April sebelum saya kembali ke rumah di Boyolali untuk cuti melahirkan. Tapi karena keberangkatan ke Swiss masih bulan September alias 4 bulan dari bulan April, sistem tidak bisa dijalankan, karena minimal pengajuan visa 3 bulan sebelum keberangkatan. Tapi alhamdulillah saat itu saya sudah membuat akun di web  TLScontact dan tinggal booking appointment. Setelah melahirkan dibulan Mei, sayapun kembali bersiap-siap melanjutkan persiapan keberangkatan ke Swiss. Saya merencanakan untuk kembali ke Jakarta di awal bulan Juli, dikarenakan akhir Juni transportasi masih tergolong mahal karena lonjakan harga mudik dan lebaran. Tapi takdir berkata lain, da

Millennials Generation, Am I belongs to it?

Salah satu Jurnal acuan untuk riset saya di salah satu modul. catatan pekerja jaman now Saya berbicara hari ini dengan perspektif pekerja jaman now atau biasa kita sebut sebagai Generasi Millennial atau Gen Y. Saya tidak bermaksud untuk mewakili atau menjadi representasi bagi mereka ataupun kalangan tertentu, hanya menjawab pertanyaan atas gelisah dalam benak saya selama ini. Maka terimakasih telah menghargai remah-remah ini untuk kemudian membacanya dengan penuh hikmat. Ada pertanyaan menggelitik ketika saya membaca sebuah jurnal. Jurnal yang saya persiapkan sebagai bahan acuan untuk salah satu riset saya saat ini. Jurnal ini begitu menarik dan menghentak bagi saya. Jurnal sepanjang dua halaman ini saya lahap dalam sekali duduk meski berkali-kali membaca untuk memahaminya. Kilas balik. 5 tahun sudah saya menjadi pekerja di beberapa bidang pekerjaan di Indonesia. Pekerjaan lepas dan paruh waktu yang saya jalani selama masa perkuliahan Strata-1 membuat saya hidup dan

Mengikuti Alur Berfikir Seorang Dahlan Iskan

Laman Pak DI, silahkan mampir. catatan seorang pembaca amatir Bagi saya, tidak ada yang salah ketika membaca sesuatu lantas tergelitik untuk memberikan apresiasi, bisa berupa kata-kata motivasi, saran yang membangun, bahkan kritik atas kekurangan. Saya hampir selalu terkesima dan terbangun dari kemalasan ketika membaca postingan-postingan Pak DI di Facebook. Benar, saya tidak memiliki satu pun akun Facebook, saya mensabotase akun milik suami untuk berselancar di dunia itu. Berawal dari ketidak sengajaan menemukan salah satu catatan beliau kemudian berlanjut mengikuti fanpagenya. Beliau adalah salah satu tokoh nasional yang terkenal, kritis, dan inspiratif. Dari awal ketenarannya saya belum terlalu bersemangat untuk menselami ketokohan beliau. Bahkan ketika beliau "terseret kasus yang entah berujung ataupun tidak", saya pun belum terlalu aware, baru benar-benar tergelitik dengan sosok beliau setelah banyak melahap postingan beliau di fanpage dan dilanjutkan ke laman