Langsung ke konten utama

Dian Pelangi, a girl with a mind, a woman with attitude, a lady with a class.

Catatan seorang secret admirer

Dian Pelangi insta story

Can't thank enough, She is awesome in her style.

Sudah tak terhitung berapa jumlah energi positif yang saya serap dari postingan seorang Dian dalam akun instagramnya. Sesederhana postingan yang mengisahkan perjuangan dakwahnya dibidang fashion. Kalian boleh mencermati setiap caption yang disampaikannya, ada motivasi, hikmah, petuah, dan spirit tersendiri didalamnya. Boleh dikatakan, Dian menjadi salah seorang influencer yang handal bagi para penggemarnya, termasuk bagi saya. Saya begitu menikmati cuplikan-cuplikan episode kehidupan yang Alloh berikan kepada Dian. Tentunya, tidak mengalahkan sosok suri tauladan yang sempurna Baginda Rasululloh SAW. 
Di Indonesia, maupun di kancah dunia, Dian menjadi salah satu trend setter dalam bidang fashion Muslimah. Dengan segala kontroversial dalam berhijab, penampilan, maupun make upnya. Patut saya acungi jempol, Dian menjalani dakwah dalam proporsinya.

Ada ritme keseimbangan seorang hamba yang Dian sampaikan.
Perjuangan, prestasi, rasa syukur, kegagalan, hikmah, takdir, doa, ibadah, dan keikhlasan.

Disetiap takdir, dibutuhkan dua hal yang penting untuk menikmatinya, rasa syukur dan keikhlasan. Ketika Alloh mentakdirkan hal yang indah, bersyukurlah, Alloh akan menambahnya.
Ketika takdir yang datang tidak sesuai harapan, ikhlas adalah kunci terbaik untuk menerimanya.


Dian Pelangi insta story

Titik nadhir kebahagiaan akan didapat ketika kita bersyukur akan setiap karunia yang Alloh beri, meski sesederhana bersyukur itu sendiri.

Dian Wahyu Utami, tetaplah berkarya, berdakwah, dan mendunia. Tetaplah humble, bersahaja, inspiratif, religius, dan berkelas. 

Perasaan dan doa yang terdalam dari kami, saudara Muslimah yang mendukungmu, menanti karyamu, dan berdakwah dalam bidang masing-masing.

Semoga Alloh pertemukan kita di dunia ataupun di Akhirat kelak.


Uhibbuki fillah ya Ukhta ^^


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Millennials Generation, Am I belongs to it?

Salah satu Jurnal acuan untuk riset saya di salah satu modul. catatan pekerja jaman now Saya berbicara hari ini dengan perspektif pekerja jaman now atau biasa kita sebut sebagai Generasi Millennial atau Gen Y. Saya tidak bermaksud untuk mewakili atau menjadi representasi bagi mereka ataupun kalangan tertentu, hanya menjawab pertanyaan atas gelisah dalam benak saya selama ini. Maka terimakasih telah menghargai remah-remah ini untuk kemudian membacanya dengan penuh hikmat. Ada pertanyaan menggelitik ketika saya membaca sebuah jurnal. Jurnal yang saya persiapkan sebagai bahan acuan untuk salah satu riset saya saat ini. Jurnal ini begitu menarik dan menghentak bagi saya. Jurnal sepanjang dua halaman ini saya lahap dalam sekali duduk meski berkali-kali membaca untuk memahaminya. Kilas balik. 5 tahun sudah saya menjadi pekerja di beberapa bidang pekerjaan di Indonesia. Pekerjaan lepas dan paruh waktu yang saya jalani selama masa perkuliahan Strata-1 membuat saya hidup dan...

Tekhnologi dan Peradaban Maju

Rumah Sakit Lira Medika Karawang, akhir Januari 2018. Mentafakuri nikmat yang Alloh berikan kepada kami di tahun 2017. catatan seorang Pembaca Amatir jilid II Tak perlu resah, apabila kita menghadapi masalah dan dapat menanganinya, minimal kita paham prosedural penanganannya, lantas kita menenangkan diri. Begitu yang saya tangkap dari cerita bersambung mengenai kisah "setengah bionic" milik Pak DI. Kenapa saya angkat topik ini dibandingkan topik yang lain yang beliau bahas? Saya tersadar ada banyak ironi dalam kisah ini. Saya ingin mengungkapkannya sebagai seorang pembaca amatir dan berharap kedepan ada solusi yang lebih baik. Beliau cukup berpengalaman, memiliki koneksi, dan kemampuan untuk menyelesaikan permasalah kesehatan yang beliau derita baru-baru ini. Saa t beliau menderita Aorta Dissection, beliau berada di Madinah sedang dalam ibadah Umroh, dan terpaksa kembali ke Indonesia bahkan terbang ke Singapura untuk penanganan lebih lanjut. Beliau, melal...

Masjid, Mosque, Moschee in Switzerland

my favorite destination  19 September 2018 Berawal dari kerinduan akan suara Adzan yang terbiasa saya dengar dalam keseharian saya di Indonesia. Saya akhirnya memutuskan untuk mencari Masjid terdekat. Saat itu saya menemukan 3 Masjid terdekat yang ada di Olten, entah mengapa saya memilih Olten Türk Kültür Ocagi yang berada di  Industriestrasse 2, 4612 Wangen bei Olten. Meski jarak sekitar 4km, kurang lebih saya tempuh dengan berjalan kaki selama 1 jam tentu saja berbekal niat dan g-maps. Karena ketika saya sampaikan niat saya mengunjungi Masjid, baik Suami maupun Ortu saya sedikit khawatir. Bukan kenapa, wajar saja, saya berada di Switzerland dalam hitungan hari dan kali pertama bepergian seorang diri dan berjalan kaki. Well, Alhamdulillah, saya sangat menyukai perjalanan saya saat itu. Masjid yang saya yakini sebagai salah satu masjid yang didirikan oleh komunitas Turki tersebut sangat bersih, nyaman, dan mudah ditemukan. Alhamdulillah saya berkesempatan...